Nama
: Agita Widianti
NPM : 20211314
Kelas : 4EB05
Tugas : 4
Tahapan Penerapan Standar IFRS Di
Indonesia
Globalisasi
telah menjadikan dunia seakan-akan tanpa batas. Akses informasi dari satu
negara ke negara yang lainnya dapat dilakukan dalam hitungan menit bahkan
detik. Hal ini memungkinkan komunikasi yang intens diantara penduduk dunia.
Salah satu konsekuensi dari interaksi transnasional ini adalah diperlukannya
suatu standarnisasi atau aturan umum yang dapat dipakai/dipraktekkan di seluruh
dunia. Akuntansi tidak terlepas dari efek globalisasi. Serangkaian gerakan yang
dimulai sejak 1973 telah dilakukan oleh International Accounting Standard
Committee (IASC). IASC yang pada tahun 2001 berubah menjadi International
Accounting Standard Board (IASB) bertujuan untuk mengembangkan suatu standar
akuntansi yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan diterapkan secara global
diseluruh dunia.
Untuk
menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan handal, laporan keuangan
tersebut harus disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku. Standar
akuntansi diantaranya berisi tentang aturan-aturan dalam pengakuan, pengukuran,
pengungkapan dan penyajian suatu pos dalam laporan keuangan. Standar akuntansi
ini juga digunakan agar laporan keuangan antar perusahaan memiliki keseragaman
dalam penyajiannya, sehingga memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Agar tidak menimbulkan ambiguitas
dan salah paham terhadap laporan keuangan, standar akuntansi tidak hanya harus
dipahami oleh penyusun laporan keuangan dan auditor, tetapi juga harus dipahami
oleh pembaca.
International
Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar pencatatan dan pelaporan
akuntansi yang berlaku secara internasional yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Boards (IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan
untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti,
diterapkan, dan diterima secara internasional. Standar Akuntansi Internasional
(Internasional Accounting Standars/IAS) disusun oleh empat organisasi utama
dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat
Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi
Akuntansi Internasional (IFAC).
IFRS
memberikan kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh
dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi,
dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar
modal dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Tujuan IFRS adalah
memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas:
1.
Transparan bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2.
Menyediakan titik awal yang memadai
untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3.
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak
melebihi manfaat untuk para pengguna.
Lembaga
profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia
melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar
daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan
dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi
penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain. Dalam melakukan
konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara–negara maju.
Sedangkan pada gradual strategy,
adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara –
Negara berkembang seperti Indonesia. Terdapat 3 tahapan dalam melakukan
konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi
aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang
diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam
tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang
diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK
berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan
dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan
evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
Pada
tahun 2012 Indonesia memutuskan untuk berkiblat pada Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS). Keputusan Indonesia untuk melakukan konvergensi akuntansi
ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapakan pengakuan maksimal dari
komunitas internasional yang sudah menganut standar ini terlebih dahulu. Dengan
mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya
kredibilitas pasar modal Indonesia dimata
investor global, meluasnya pasar investasi lintas batas negara dan
meningkatkan efisiensi alokasi modal.
Konvergensi
IFRS kedalam PSAK memiliki implikasi yang besar bagi dunia usaha, terutama pada
sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data
akuntansi. Tidak hanyak berdampak pada masalah akuntansi, program konvergensi IFRS pastinya
akan menimbulkan dampak untuk berbagai elemen pemerintahan seperti perpajakan,
keuangan, bisnis dan lainnya. Seperti halnya dampak konvergensi IFRS terhadap bisnis antara lain:
1.
Akses ke pendanaan internasional akan
lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke
investor global.
2.
Relevansi keuangan akan meningkat karena
lebih banyak menggunakan nilai wajar.
3.
Kinerja keuangan (laporan laba/rugi)
akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
4. Smoothing income menjadi semakin sulit
dengan penggunaan balance sheet approach dan fair value.
5. Principle-based standards mungkin
menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila
penggunaan profesional judgement ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur
laba.
6.
Penggunaan off balance sheet semakin
terbatas.
Sumber
referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar