1.
Hukum Perdata yang Berlaku di Indonesia
Hukum
perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya hukum
perdata Belanda pada masa penjajahan. Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(dikenal KUHPer.) yang berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW)yang berlaku
di kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda)
berdasarkan asas konkordansi.Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama
Hindia-Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri
disadur dari hukum perdata yang berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian.
2. Sejarah Singkat Hukum Perdata
Hukum Privat yang
berlaku di Perancis dimuat dalam dua kodifikasi yang disebut (hukum perdata)
dan Code de Commerce (hukum dagang). Sewaktu Perancis menguasai Belanda (1806-1813), kedua
kodifikasi itu diberlakukan di negeri Belanda yang masih dipergunakan terus
hingga 24 tahun sesudah kemerdekaan Belanda dari Perancis (1813). Pada Tahun
1814 Belanda mulai menyusun Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Sipil) atau KUHS
Negeri Belanda, berdasarkan kodifikasi hukum Belanda yang dibuat oleh J.M.
Kemper disebut Ontwerp Kemper. Namun, sayangnya Kemper meninggal dunia pada 1824 sebelum
menyelesaikan tugasnya dan dilanjutkan oleh Nicolai yang menjabat sebagai Ketua
Pengadilan Tinggi Belgia. Keinginan Belanda tersebut terealisasi pada tanggal 6
Juli 1880 dengan pembentukan dua kodifikasi yang baru diberlakukan pada tanggal
1 Oktober 1838 oleh karena telah terjadi pemberontakan di Belgia yaitu :
·
BW (atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata-Belanda).
·
WvK (atau yang dikenal dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang)
Menurut J. Van Kan,
kodifikasi BW merupakan terjemahan dari Code Civil hasil jiplakan yang disalin
dari bahasa Perancis ke dalam bahasa nasional Belanda.
3.
Pengertian dan Keadaan Hukum di Indonesia
Pengertian
Yang dimaksud dengan Hukum Perdata ialah hukum yang mengatur hubungan
antara perorangan di dalam masyarakat.
Perkataan Hukum Perdata dalam arti yang luas meliputi semua Hukum
Privat materiil dan dapat juga dikatakan sebagai lawan dari Hukum Pidana.
Keadaan Hukum Perdata Dewasa ini di Indonesia
Mengenai keadaan Hukum Perdata dewasa ini di Indonesia dapat kita katakan
masih bersifat majemuk yaitu masih beraneka warna. Penyebab dari keaneka
ragaman ini ada 2 faktor yaitu:
Ø Faktor Ethnis disebabkan keaneka ragaman Hukum
Adat bangsa Indonesia , karena negara kita Indonesia ini tgerdiri dari berbagai
suku bangsa.
Ø Faktor Hostia Yuridis yang dapat kita lihat , yang pada
pasal 163.I.S. yang membagi penduduk indonesia dalam 3 golongan, yaitu :
·
Golongan
Eropa yang dipersamakan
·
Golongan
Bumi Putera (pribumi/ bangsa Indonesia asli) dan yang dipersamakan.
·
Golongan
Timur asing (bangsa Cina, India , Arab)
4.
Sistematika Hukum Perdata di
Indonesia
1. Hukum perorangan (Personenrecht), Hukum perorangan adalah semua
kaidah hukum yang mengatur mengenai siapa saja yang dapat membawa hak dan
kedudukannya dalam hukum
2. Hukum keluarga (Familierecht), merupakan semua kaidah hukum yang
mengatur hubungan abadi antara dua orang yang berlainan jenis kelamin dan
akibat-akibatnya.
3. Hukum harta kekayaan
(Vermogensrecht), adalah
semua kaidah hukum yang mengatur hak-hak yang didapatkan pada orang dalam
hubungannya dengan orang lain yang mempunyai uang.
4. Hukum waris (Erfrecht), merupakan hukum yang mengatur
mengenai benda dan kekayaan seseorang jika ia meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar